ETERNAL CIRCLE (This Story is Dedicated for My Winda)
Jum’at itu nada dering yang selalu membuatku rindu untuk mendengarnya tersebut menyapaku, dan akupun tersenyum. Entah mengapa, setiap kali nada dering tersebut mengalun dari HP-ku, aku merasa seakan dia selalu berada di sampingku untuk mengobati rasa rindu ini. Entahlah, apakah dia disana merasakan hal yang sama denganku atau tidak, namun yang kutahu aku sangat menyayanginya.
Ku angkat segera HP-ku, “Awas jangan sampai lupa Jum’at-an OK!!” malaikat hatiku mengingatkanku. Sedetik kemudian suara dibalik HP itupun menghilang, dan tak sadar senyumku pun semakin berkembang. Mungkin memang benar dengan apa yang dikatakan oleh teman-temanku, kehadirannya telah menerangi sebagian sisi gelapku. Dan akupun suka akan hal itu. Ehmm… She is the most beautiful angel I ever had in my heart. You know what? That’s why I go to School for...
Oh ya, aku dan dia merupakan pelajar dari sebuah Sekolah Menengah Atas yang terletak di pinggiran kota kecil di utara Jawa Barat. Awal kedekatan kami ini terbilang cukup aneh dan terjalin secara kebetulan karena meski kami satu sekolah, uniknya kami berkenalan lewat HP. Semua ini terjadi begitu saja, yang ku ingat ketertarikanku padanya dimulai pada saat sebuah event perayaan tahun baru 2006. Saat itu aku hanya bisa memandangnya dari jauh walaupun saat itu aku belum mengenalnya, yang ku tahu saat itu dia merupakan anak satu yang sekolah denganku.
“……… dan wanita – wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita – wanita yang baik (pula)……” (An Nur : 26), begitulah sekelumit ayat agung yang pernah aku dengar. “Tidak mungkin orang se-alim dia mau berkenalan dengan orang kotor sepertiku!” pikirku, mungkin kalimat itulah yang mungkin melemahkan aku sehingga aku tidak memiliki cukup keberanian untuk mencoba mendekatinya, berkenalan dengannya, ataupun mencari tahu namanya. Saat itu juga aku langsung membuang jauh anganku untuk bisa dekat dengannya.
Keajaiban! Awalnya aku tidak pernah mengira bahwa nomor asing yang Missed Call nomorku adalah nomornya, aku hanya mengira nomor asing tersebut merupakan salah satu dari sekian banyak nomor “Iseng” yang sering missed calls dan sering membuatku jengkel karenanya. Lewat SMS yang aku tujukan pada nomor asing tersebut, aku tunjukan bahwa aku sangat kesal dengan kelakuannya yang sering menggangguku tersebut. Namun balasan SMS yang ku terima adalah sebuah permintaan kata maaf atas perbuatannya yang telah menggangguku. Dari situlah awal kedekatan kami meski pada awal-awal perkenalan tersebut kami saling menggunakan nama samaran dan sedikit terjadi perdebatan tentang siapa yang lebih dulu Missed Calls.
“Kita Taruhan!” ujarku, satu kata yang terlintas dalam hatiku untuk bisa lebih dekat dan mengenalnya lebih jauh secara emosional, “Siapa yang Missed Calls paling cepat dan paling banyak selama 1 minggu akan ditraktir oleh yang kalah, aturan mainnya; kita harus bangun pagi-pagi sekali untuk bisa jadi yang tercepat Missed Calls dan itupun dibatasi waktu mulai dari pukul 04.00 pagi.” Tambahku, aku memberanikan diri menantangnya taruhan meski aku tahu aku akan kalah karena aku sendiri tidak terbiasa untuk bangun sepagi itu. “Siapa takut?!” jawabnya, menandakan dia setuju dengan tawaranku. Taruhan pun akhirnya berlangsung, meski hasil akhirnya terjadi seperti apa yang sudah aku perkirakan sejak awal taruhan. Ya, aku kalah, namun bagiku kekalahan tersebut merupakan satu-satunya kekalahan yang bisa membuatku merasa menjadi orang yang paling beruntung dan paling bahagia walaupun artinya aku harus nraktir dia.
Dan akhirnya beberapa bulan kemudian sejak awal perkenalan itu, Eternal circle mulai mengalun menemani hari-hariku. Kami menjadi lebih dekat dan dengan sifat konyolku yang kekanak-kanakan tersebut, kami mulai mengukir berbagai suasana indah sebagai seorang teman. Lalu secara perlahan benih-benih kasih sayang pun mulai tumbuh di hatiku, dan meski harus menghadapi beberapa rintangan, aku pun memberanikan diri untuk menyatakan cintaku padanya. Finally, dia menyatakan bersedia menjadi “a part of my life”.
Hari-hari berikutnya setelah hari Jum’at itu, kami masih menjalin kasih sayang dengan baik, hingga hari yang menurutku merupakan hari terburuk dalam hidupku itupun terjadi. Dimana saat itu aku menunjukan rasa keraguanku atas semua kasih sayangnya hingga membuatnya sedih. Dan saat itu pula aku merasa menjadi orang yang paling pengecut untuk menghadapi kenyataan saat dia mengutarakan bahwa dia belum dapat menyayangiku dengan sepenuh hati. Memang menyakitkan menghadapi kenyataan tersebut, namun rasa sakit itu belum sebanding dengan rasa sakit yang kurasa saat aku sadar bahwa aku masih belum mampu untuk mengerti semua isi hatinya setelah sekian lama berada di sampingnya.
Suatu sore di kamarku setelah melewati hari terburukku itu, aku hanya bisa terdiam. Sambil menikmati sebatang rokok yang sedang mengepul di bibirku, aku teringat kembali suatu bentuk perhatiannya padaku bahwa aku harus mengurangi kebiasaan itu dengan alasan membahayakan kesehatanku, dan aku pun tersenyum. Kemudian kenangan lainnya pun satu-persatu kembali bermunculan. Terasa sangat pedih memang, bila harus teringat kembali pada semua kenangan-kenangan indah yang pernah kami ukir bersama, yaitu kenangan indah saat awal perkenalan kami, saat kami taruhan, saat melihatnya tertawa, saat melihatnya tersenyum bahagia, saat kami bersama diberbagai kondisi cuaca, saat kami bersama diberbagai situasi hati, saat kami bercanda tawa, saat dia menyambut gengaman tanganku, saat dia memperhatikan kerapihan pakaianku, saat dia memperhatikan gaya rambutku, saat dia mengajarkan akan pentingnya arti dari sebuah ibadah, saat dia membalas kata sayangku, saat dia membuatkan minuman untukku, saat dia berkeluh-kesah padaku, saat kami bertengkar, hingga saat kami dapat memecahkan berbagai permasalahan yang merintangi kami. Dan aku berharap semua kenangan itu tidak pernah hilang dari ingatanku, karena semua itu cukup untuk membuatku bahagia dan merupakan suatu kehormatan bagiku pernah merasakan semua kebahagiaan yang belum pernah atau mungkin juga belum tentu bisa kudapatkan kembali dari wanita-wanita lain sebelumnya ataupun sesudahnya.
*****
Hening... mungkin dari sekian banyak nada dering yang ada di album suara Hand Phone-ku, nada dering pribadi dengan judul “
Dan sayup-sayup terdengar tembang lawas miliknya Elton John yang mengalun dari Mr. Winamp di komputerku!!
What I got I do to make you love me?
What I got I do to make you care?
What do I do when lightning strikes me?
When I wake to find that you’re not there.
It’s sad, so sad, it’s a sad, sad situation, and it’s getting more and more absurd.
It’s sad, so sad, why can’t we talk it over?
Oh.. it seems to me, that sorry seems to be the hardest word
What I got I do to make you want me?
What I got I do to be heard?
What do I say when it’s all over?
Sorry seems to be the hardest word.
It’s sad, so sad, it’s a sad, sad situation, and it’s getting more and more absurd.
It’s sad, so sad, why can’t we talk it over?
Oh.. it seems to me, that sorry seems to be the hardest word.
(To Be Continued..........)
aa...suer ga tau kenapa mel nangiswaktu baca...
tetap semangat dan ditunggu undangannya ya...he...he...
thx udah baca novel amatir ini!! but I dont have any inspiration to continues this novel!! tapi tw sendiri kn ending ceritanya!! mungkin the next story I will wrote about my sacrifice till I had have her full heart!!! he.... he... btw ditunggu artikel tentang solar cell and pembangkit listrik tenaga anginnya ok!!
Posting Komentar